Potensi budidaya ikan tawar cukup besar. Permintaan domestik maupun ekspor cukup besar. Pada 2006 saja, ekspor perikanan budidaya Indonesia mencapai 1.329 juta ton. Nilainya mencapai US$21 miliar atau sekitar Rp 18,9 triliun.
Namun budidaya ikan air tawar dihadapkan pada beberapa kendala. Salah satu kendala penyebab kegagalan budidaya ikan air tawar adalah penyakit. Penyakit yang menyerang ikan tropis tawar umumnya adalah bakteri.
Namun budidaya ikan air tawar dihadapkan pada beberapa kendala. Salah satu kendala penyebab kegagalan budidaya ikan air tawar adalah penyakit. Penyakit yang menyerang ikan tropis tawar umumnya adalah bakteri.
Beberapa penyakit bakterial yang menginfeksi ikan adalah Aeromonas sp, Pseudomonas sp,Staphylococcis sp, dan Streptococcus sp. Bahkan pada 1980, wabah penyakit yang disebabkan Aeromonas hydrophila menyebabkan kematian 82.288 ikan di Jawa Barat.
Tak hanya itu, pada 2005, sebanyak 47 ton ikan gurame dan 2,1 juta ekor benih gurame yang siap dipasarkan mati disebabkan penyakit serupa di Lubuk Pandan, Sumatera Barat.
Berbagai usaha dilakukan untuk mengatasi masalah penyakit ikan tropis tawar. Penanganannya dari mulai menciptakan lingkungan optimal, karantina, vaksinasi, disinfeksi wabah, hingga penggunaan antibiotik.
Zainal Abidin, mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang mengikuti lomba karya tulis tingkat nasional PT. Djarum menilai penggunaan antibiotik yang berlebihan justru akan merugikan.
Khasiat Tanaman Obat untuk Ikan | |||
No. | Bahan | Dosis | Khasiat |
01. | Bawang putih | 25mg/l | Obati seranganAeromonas hydrophilapada ikan patin |
02. | Daun sirih | 2gr/60ml | Obati seranganAeromonas hydrophilapada ikan lele |
03. | Daun jambu biji | 0,2gr/60ml | Obati seranganAeromonas hydrophilapada ikan lele |
04. | Daun sambiloto | 2gr/60ml | Obati seranganAeromonas hydrophilapada ikan lele |
05. | Daun jombang dan ketapang | 60gr/l | Obati seranganAeromonas hydrophilapada ikan patin |
Pemberian antibiotik dengan dosis yang tidak tepat dan dilakukan terus menerus dapat pula menyebabkan pencemaran lingkungan. Selain itu, terjadi resistensi pada bakteri. Dampak lebih jauh, ikan-ikan yang mengandung antibiotik melebihi standar tidak laku untuk diekspor. Pasalnya beberapa negara Eropa menerapkan standar antibiotik yang aman.
Zainal melihat bahwa Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan tanaman yang berpotensi menjadi obat. Banyak jenis tanaman yang mengandung senyawa yang bersifat antimikroba. Sejumlah tanaman mengandung senyawa bersifat bakterisidal (pembunuh bakteri), dan bakteristatik (penghambat pertumbuhan bakteri).
Salah satu alternatif penanggulangan penyakit ikan air tawar yang aman adalah dengan menggunakan tanaman obat. Fitofarmaka yang dapat dijadikan pengganti antibiotik untuk mengatasi penyakit ikan air tawar adalah bawang putih (Allium sativum), dan daun ketapang (Termmalia cattapa).
Bahan lain yang dijadikan bahan antibiotik adalah daun sirih (Piper betle L), daun jambu biji (Psidium guajava L), jombang (Taraxacum officinale) dan daun sambiloto (Androgaphis paniculata).
Dari beberapa percobaan, fitofarmaka terbukti efektif mengatasi penyakit ikan air tawar. Zainal mengatakan bahwa fitofarmaka untuk budidaya ikan tropis tawar di Indonesia memiliki beberapa keuntungan.
Pertama, fitofarmaka menjadi bahan alami pengganti antibiotik untuk pengendali penyakit yang disebabkan bakteri.
Kedua, fitofarmaka merupakan bahan ramah lingkungan, mudah hancur, dan tidak menimbulkan residu pada ikan dan manusia.
Ketiga, bahan fitofarmaka mudah diperoleh dan tersedia cukup banyak.
Keempat, fitofarmaka harganya ekonomis, dan sangat murah. (Drd/S-4)
Sumber : Suplemen Media Indonesia Edisi April 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar